793 – أخبركم أبو عمر بن حيويه قال حدثنا يحيى قال حدثنا الحسين قال أخبرنا عبد الله قال أخبرنا معمر عن يحيى بن المختار عن الحسن قال ان هذا القرآن قد قرأه عبيد وص
بيان لا علم لهم بتأويله ولم يتأولوا
الأمر من قبل أوله
Al Hasan al Bashri mengatakan,
“Sesungguhnya al Qur’an ini dibaca oleh budak dan anak-anak. Mereka tidak
mengetahui kandungan maknanya.
وقال الله سبحانه وتعالى كتاب أنزلناه
اليك مبارك ليد بروا آياته وما تدبروا آيته اتباعه والله بعلمه
Allah berfirman yang artinya, “(al
Qur’an) adalah kitab penuh kebaikan yang Kami turunkan kepadamu supaya mereka
merenungkan kandungan ayat ayatnya” [QS Shad:29]. Mereka tidak merenungkan
kandungan ayat ayatnya dengan mengikutinya setelah mengetahui isi kandungannya.
أما والله ما هو بحفظ حروفه واضاعة
حدوده حتى ان احدهم ليقول لقد قرأت القرآن كله فما أسقطت منه حرفا
Demi Allah, bukanlah ahli Quran
orang yang menunaikan hak huruf-hurufnya namun tidak mengindahkan aturannya.
Sungguh ada orang yang mengatakan, “Kubaca al Qur’an seluruhnya dengan hafalan
dan tidak ada satupun huruf yang terlewatkan”.
وقد والله أسقطه كله ما يرى له القرآن
في خلق ولا عمل حتى ان احدهم ليقول انى لاقرأ السورة في نفس
Padahal sungguh Demi Allah seluruh
al Quran itu hilang dari dirinya karena al Quran tidaklah nampak pada akhlak
dan amaliah kesehariannya. Ada juga yang mengatakan, “Sungguh aku bisa membaca
satu surat [yaitu alfatihah, pent] dengan satu napas”.
والله ما هؤلاء بالقراء ولا العلماء
ولا الحكماء ولا الورعة متى كانت القراء مثل هذا لا كثر الله في الناس مثل هؤلاء
Padahal demi Allah, bukanlah mereka
pembaca al Quran sejati, bukan pula ulama atau pun ahli hikmah ataupun orang
yang wara [hati-hati dari hal yang tidak halal, pent]. Sejak kapankah pembaca
atau penghafal al Quran itu standarnya seperti mereka?! Moga Allah tidak
memperbanyak manusia semisal mereka di tengah-tengah masyarakat” [Diriwayatkan
oleh Ibnu Mubarok dalam kitabnya az Zuhd no 793 dan al Ajurri dalam Akhlak
Hamalatul Qur'an no 32].
By: Ustadz Aris
0 komentar:
Posting Komentar