PERMASALAHAN YANG DIHADAPI KETIKA MENGHAFAL AL- QUR’AN

 Siapapun yang hidup didunia ini tidak pernah absen dari permasalahan atau problematika hidup, apapun statusnya. Mungkin kita akan mampu menghadapi masalah-masalah tersebut dengan kesabaran dan ketabahan serta ketegaran. Akan tetapi mampukah kita  menghadapi problematika ketika kita menghafal Al- Qur’an. Mungkin juga tidak berlebihan apabila kita katakana bahwa menghafal Al- Qur’an adalah sesuatu yang berat dan melelahkan. Namun pada hakekatnya dibalik sesuatu yang berat pasti tersimpan mutiara-mutiara yang berharga bagi penghafal Al- Qur’an.

A.      Problematika Internal Pribadi ( Ad- Dakhiliyyah )

     Permasalahan apapun modelnya yang pertama kali merasakan adalah diri kita sendiri, oleh karena setiap masalah pasti muncul dari perasaan dan pengalaman kita dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa permasalahan yang menjadi penghalang bagi seseoanr yang hendak menghafal Al- Qur’an :

1.    Cinta Dunia dan Terlalu sibuk dengannya.

        Biasanya orang yang terlalu sibuk dengan dunia dan lainnya tidak akan siap berkorbanbaik waktu maupun tenaga untuk mempelajari Al- Qur’an. Faktanya, sekarang ini Al- Qur’an menjadi asing bagi ummat muslimin malah lagu dan music menjadi zikirnya.[1]

2.    Tidak mampu merasakan Kenikmatan Al- Qur’an.

        Biasanya apabila seseorang merasakan sesuatu yang enak pasti akan berusaha semaksimal mungkin menikmati menikmatan itu setiap waktu. Lain halnya dengan Al- Qur’an, hampir sebagian besar ummat muslimin tidak merasakan kenikmatan Al- Qur’an, walaupun ada sebagian kecil yang menikmati indahnya bersama Al- Qur’an.

3.    Hati Yang Kotor Dan Penuh Dengan Maksiyat.

       Al- Qur’an adalah cahaya Allah, otomatis cahaya itu tidak akan bersemayam dalam hati orang-orang yang maksiyat. Jika seseorang merasa berat dengan Al- Qur’an maka bersegeralah muhasabah dosa apa yang ada padanya.

4.    Tidak Sabar, Malas dan Cepat Putus asa.

       Menghafal Al- Qur’an memerlukan mujahadah yang benar dan menuntut kesabaran yang sungguh. Dan ini merupakan karakteristik Al- Qur’an. Sabar adalah perintah, malas adalah racun sementara outus asa adalah melawan Allah SWT.

5.    Keinginan Dan Semangat Yang Lemah.

       Apabila semangat memuncak pasti kesuksesan akan diraih, semangat adalah suara hati yang didasari ketulusan dan keikhlasan. Karena itu wajar kalau orang yang berhasil kebanyakan berangkat dari keuletan dan semangat yang kuat.

B.  Problematika Khorijiyyah ( ekstren problem )

Permasalahan ekstren biasanya lebih mudah dan ringan dibandingkan problem didalam.  Fakta membuktikan bahwa begitu banyak orang kafir / orientalis yang menghafal Al- Qur’an, ini hanya disebabkan oleh semangat yang kuat. Namun terasa pahit bagi mereka, sementara orang muslim merupakan obat dan penyelamat baginya. Permasalahan ekstren adalah sebagai berikut :

1.    Tidak mampu membaca dengan baik. Benar adanya bahwa seseorang yang tidak mampu membaca dengan baik akan terasa sulit baginya serta menjadi beban yang berat dalam proses hafalannya.

2.    Tidak pandai mengatur waktu. Memang benar siapapun yang tidak pandai mengatur waktu pasti waktu itu akan memotongnya. Al- Qur’an menuntut adanya waktu yang khusus, karena dia adalah dzikir.

3.    Banyaknya ayat-ayat yang mutasyabihat/ yang sama. Ini adalah masalah yang tersulit bagi seseorang yang  menghafal Al- Qur’an. Begitu banyak ayat Al- Qur’an yang sama, baik dalam hurufnya maupun kalimatnya.

4.    Minimnya Muroja’ah. Hafalan ibarat unta yang terikat. Kalau ikatannya kuat maka unta tidak akan bisa melepas diri, namun apabila ikatannya lemah maka untak akan mudah melepaskan diri. Hafalan adalah unta tadi, maka ikatlah dia dengan Muroja’ah/takrir.

5.    Tidak Ada Pembimbing. Belajar tanpa guru atau pembimbing adalah berjalan ditengah malam gulita tanpa penerang atau lampu. Guru adalah lampu penunjuk jalan sekaligus, pengarah, pembimbing, pentashih dan pentahsin. Dengan adanya pembimbing, maka kekeliruan bisa diminimalisir dan dibenarkan.