Apa sajakah? Langsung saja… ya?
Kuat
berlama bersama Al Qur’an. Sebagaimana ada dalam Q.S Ali Imran 113, “Mereka itu
tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka
membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga
bersujud (sembahyang)”. Syarat utama mendapatkan hafalan adalah kuat
bermujahadah, atau kita sebut sebagai suatu kesungguhan, kuat untuk duduk
bersama al Qur’an (dengan tilawah, menghafal, tadabbur, murajaah, dsb).
Ibarat
kita berjalan di jalan setapak, jika berkali-kali dilewati akan nampak
batasnya, bahkan jalan beraspal pun juga begitu. Bahkan ketika tidur pun, mimpi
tilawah karena saking dalamnya jejak al qur’an dalam hatinya . Kisah seorang ustadzah yang luar biasa
mujahadahnya dengan Al Qur’an, beliau mampu membenarkan bacaan qur’an orang
lain saat dia tidur, bahkan Iansa tak menyadari telah membetulkan bacaan
tersebut.
Seorang
ustadz ada yang sangat kuat bersama Al Qur’an, bahkan kuat dari subuh hingga
dhuhur. Maka, tak heran jika dalam 3 bulan beliau hafal 30 juz. Kalau
dihitung-hitung, misalnya kita menyelesaikan 1 juz dalam watu 30 menit, maka
kita hanya butuh waktu 15 jam per hari untuk khatam membaca 30 juz. kalau untuk
ukuran kita, mungkin alangkah baiknya jika tiap hari tersedia 4-5 jam bersama
Al Qur’an.
Ciri yang kedua adalah senang dan
termotivasi mendengar kajian Al Qur’an.
Dia tidak mau melewati satu pun kajian yang bertema Al Qur’an, apapun jenisnya,
kapan dan di manapun waktunya. Bisa kita lihat dalam surat Jinn ayat 1-2,
“Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah
mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya
kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk
kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali
tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami”. Jin itu takjub!
Takjub tatkala mendengar bacaan Al Qur’an. Ketakjuban itu menghasilkan semangat
untuk tidak bermaksiat.
Dalam
surat al Ahqaf ayat 29, ” Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin
kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan
(nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)."
Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi
peringatan”. Ini adalah ayat yang mengharuskan kita untuk diam, hikmad, tatkala
mendengar bacaan Al Qur’an. Salah satu adab tilawah adalah tidak boleh memotong
suatu kisah atau bab yang sedang dibaca. Maka, ketika sedang membaca Al Qur’an,
lalu ada yang mengajak ngobrol, jangan langsung menghentikan tilawah, melainkan
mengakhirkan pada bab atau kisah yang sedang dibaca. Satu catatan lagi,
sebaiknya, tidak tilawah saat mendengarkan taujih. Masing-masing ada waktunya.
Tilawah saat mendengarkan taujih sama saja mendzalimi si pemberi taujih.
Selanjutnya adalah orang yang senang
mendengar bacaan Al Qur’an dalam waktu lama. Jadi tidak hanya membaca, melainkan juga
senang mendengarkan. Kalau bisa, dalam setiap perjalanan kita, meskipun tidak
seberapa jauh, upayakan mendengar Al Qur’an, melalui HP, MP4, dsb. Ada satu
rekomendasi murattal sebaiknya didengarkan oleh kita, yang sedang belajar
bergaul dengan Al Qur’an, yaitu Abdullah Ali Basfar. Beliau adalah seorang
da’i, hafidz, dan mujahid. Hampir-hampir seluruh waktunya adalah untuk
berjuang, berkeliling dunia mengunjungi murid-muridnya. Bahkan waktu untuk
keluarga hanya satu waktu dalam 3 bulan. Beliau saat ini mendapat amanah
sebagai ketua komunitas penghafal Al Qur’an se-dunia. Kelebihan murattal Beliau
adalah kejelasan dan konsistensi dalam tajwid, sehingga pas untuk kita yang
sedang belajar.
Nah,
untuk dapat menghafal Al Qur’an, maka ciri-cirinya adalah mampu menetapkan
waktu wajib bersama Al Qur’an. Pada waktu wajib ini, dilarang melakukan
aktivitas lain selain bersama Al Qur’an, misalnya, dilarang menggunakan HP,
laptop, tidur, makan, dsb pada waktu tersebut. Mengenai target bacaan,
secara umum, kita diperintahkan untuk menyelesaikan Al Qur’an (khatam) tidak
lebih dari 1 bulan. Tapi, jika kita ingin bermujahadah lebih, maka targetnya
paling tidak 2-3 juz sehari. Mengenai hafalan, jika benar-benar serius pada
waktu tersebut, maka bisa mendapat ½ hafalan, dalam 30 menit. Waktu wajib ini
berlaku sampai kapanpun, apakah saat kita belum mulai menghafal (masih tahsin
tilawah), maupun saat mulai menyetor, murajaah, sampai tadabburnya.
Merasa
iri berat tiap kali melihat orang yang hafal qur’an. Banyak ibadah dan doa agar
menjadi hafizh qur’an
Senang dengan qiyam yang panjang.Rasul shalat lail membaca surat
yang panjang panjang,..
Banyak
mengkhatamkan Al Qur’an khususnya saat bulan ramadhan,.. minimal khatam 5kali.
Para ulama shalafus shalih seperti Imam Syafi’I, setiap ramadhan khatam60
kali.berharaplah keberkahan waktu
Berusaha
tetap bersama al qur’an dan tidak menyerah walau dalam malas dan futur
0 komentar:
Posting Komentar