Menjadi seorang penghafal quran adalah impian
setiap muslim. Namun hal ini masih dianggap sebagai impian yang mungkin sulit
untuk dicapai, Benarkah? Pada dasarnya menghafal al-quran itu gampang-gampang
susah. Tergantung pada kesiapan manusianya itu sendiri untuk dapat menhafal dan
menjaga hafalan yang telah dimilikinya, bukan perkara yang mudah memang.
Setelah sebelumnya dibahas mengenai
keutamaan membaca Al-quran, adab-adab membaca Al-quran, kali ini kita akan
membahas mengenai Syarat-syarat menghafal Al-quran, diantaranya :
1. Persiapan Pribadi
Ini adalah syarat terpenting untuk
dapat menjadi pengahfal quran yang baik. Persiapan pribadi yang harus
dibutuhkan adalah niat yang ikhlas, keinginan, persepsi yang lurus, serta tidak
adanya paksaan dari pihak lain. Sebab hal-hal tersebut yang kemudian akan
mendukung motivasi calon penghafal quran untuk dapat menanggulangi setiap
kendala yang dihadapi.
2. Bacaan Al-quran yang baik dan benar
Memiliki kemampuan membaca quran yang
baik dan benar adalah salah satu yang diutamakan untuk menjadi calon penghafal
quran. Suatu bacaan dikatakan benar, jika telah menerapkan ilmu tajwid. Dan
dianggap baik jika bacaan tersebut rata dan diutamakan berirama. Disamping
bacaan yang baik dan benar, dianjurkan pula dapat membaca dengan lancer. Dengan
demikian , Insya Allah akan menghasilkan hafalan yang baik dan benar pula
3. Mendapat izin dari orangtua,wali dan suami
bagi wanita yang telah menikah
Izin dari orang-orang yang ada
dilingkungan calon penghafal quran juga sangat dibutuhkan, karena hal ini dapat
mendukung dalam keberhasilan sang penghafal Al-quran. Dengan
4. Memiliki sifat mahmudah (terpuji)
Yaitu melaksanakan perintah Allah SWT
dan menjauhi segala larangNya, termasuk berbagai sifat madzmumah (tercela)
“Sesungguhnya Al-Quran itu adalah ayat
–ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang
mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang dzalim” QS. Al-ankabut :49
Syekh Al-Wagi’ (Guru Imam Syafe’i)
“Ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah
tidak akan dihidayahkan kepada orang yang ahli maksiat”
5. Kontinuitas dalam menghafal (istiqomah)
Menghafal quran harus istiqomah,
memiliki kedisiplinan baik dalam hal waktu, tempat maupun materi yang akan
dihafalkan. Sang penghafal sebaiknya memiliki cara tersendiri untuk dapat
mengusir kebosanan selama proses menghafal dan dalam proses pengulangan, kapan
pun dan dimana pun.
Memiliki waktu khusus untuk menghafal
al-quran sangatlah dianjurkan. Baik untuk menghafal materi baru maupun untuk
mengulang (mura’jaah takrir) yang waktu tersebut tidak dapat diganggu dengan aktivitas
lain.
6. Sanggup memelihara hafalan
Alquran itu pada dasarnya sangat mudah
untuk dihafal, namun mudah pula untuk hilang karena lupa dan tanpa ada
pemeliharaan. Oleh karena itu sang penghafal quran harus memeliki cara untuk
memeliharanya.
7. Memiliki mushaf sendiri
Didalam proses menghafal quran
sebaiknya sang penghafal memiliki mushaf quran sendiri dan tidak diganti-ganti
mulai awal menghafal sampai khatam. Agar apabila ada kesalahan dalam menghafal,
atau ada kesamaan ayat dapat digarisbawahi sebagai tanda. Hal ini sering kali
dianggap remeh, padahal memiliki peranan yang sangat penting.
Al-quran yang seringkali digunakan
untuk menghafal adalah al-quran Bahriyah atau sering disebut al-quran sudut.
Yakni Al-quran yang memiliki cir-ciri khas tersendiri. Adapun cirri tersebut
diantarnya: awal halaman pasti awal ayat, dan akhir halaman pasti akhir ayat.
Setiap juz terdiri dari 20 halaman dan setiap halaman terdiri dari 15 baris.
Al-quran tersebut biasanya diterbitkan di Negara-negara timur tengah. Al-quran
semacam ini sangat diperlukan dalam rangka proses menghafal. Karena yang
biasanya sering terjadi adalah sang penghafal mengingat-ingat letak dan posisi
ayat yang dihafalkan.
0 komentar:
Posting Komentar