Selasa, 13 September 2016

Bijak Menyikapi Masa Puber Anak

Anak yang sudah masuk masa puber idealnya sudah bisa mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Kemandirian ini tentu saja tidak datang dengan sendirinya. Orangtua bertanggung jawab untuk menumbuhkannya pada masa-masa sebelumnya.
Anak yang sudah masuk masa puber idealnya sudah bisa mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Kemandirian ini tentu saja tidak datang dengan sendirinya. Orangtua bertanggung jawab untuk menumbuhkannya pada masa-masa sebelumnya.
Apalagi kita mengetahui masa puber adalah masa peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Perempuan umumnya lebih cepat mengalami masa puber dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada anak perempuan, mulai usia 11 tahun sudah mulai terlihat tanda-tanda pubernya. Adapun anak laki-laki biasanya setahun lebih lambat, yaitu antara usia 12-13 tahun. Namun demikian, pada saat sekarang masa puber anak cenderung lebih cepat. Hal ini boleh jadi dipengaruhi kualitas gizi yang semakin membaik, atau bisa pula karena faktor lingkungan, khususnya tontonan yang memancing anak untuk cepat dewasa. Jadi, patokannya bukan hanya usia, tapi juga dari tanda-tandanya.

Tanda-tanda puber pada anak perempuan bisa dilihat dari perilakunya yang mulai centil dan senang dandan. Adapun pada anak laki-laki, dia mulai berpikir ingin tampil seperti ayahnya. Anak perempuan mengalami menstruasi dan anak laki-laki mimpi basah. Pada periode ini, ketertarikan kepada lawan jenis sudah mulai muncul. Terjadi pula perubahan fisik yang lebih cepat dari masa sebelumnya.

Mereka sendiri sebenarnya masih bingung dengan perubahan-perubahan tersebut. Itulah mengapa, anak yang sudah mulai memasuki masa puber, dia sering berperilaku yang tidak seperti biasanya. Bagi anak perempuan, sering berjalan agak membungkuk. Anak laki-laki sering merasa tidak nyaman, sehingga ke mana-mana sering memasukkan tangan ke saku. Dia tampak seperti tidak mau melihat ke sekeliling.

Peran Orangtua
Melihat fenomena semacam ini, peranan orangtua untuk membekali anak-anak saat memasuki masa puber menjadi sangat penting. Orangtua dapat memberikan pemahaman kepada anak bahwa setiap orang akan mengalami apa yang tengah mereka rasakan, dan itu normal. Hal yang tidak kalah penting, orangtua dituntut memberikan pemahaman orang yang sudah haid atau mimpi basah sudah wajib salat dan seluruh amalan sudah ditanggung sendiri. Kalau anak berbuat salah, orangtua berkewajiban mengawasi setiap saat. Bagi anak laki-laki, sebaiknya diberitahu oleh bapaknya. Namun, apabila bapaknya tidak sempat, dia boleh diberitahukan oleh ibunya.

Perilaku remaja yang sering membuat gerah orangtua adalah pergaulan dengan lawan jenis. Anak jadi sering pulang malam atau berlama-lama bicara di telepon atau ponsel dengan temannya. Kebanyakan remaja tidak merasa bermasalah dengan perilaku yang menurut kita kurang baik.

Bagaimana menyikapi perilaku anak di usia puber secara bijaksana? Pertama, orangtua harus terbuka pada anak dengan mengajak mereka berdiskusi. Dengan demikian, anak pun diharapkan bisa terbuka dengan orangtua, karena ia memiliki kepercayaan pada orangtuanya. Kedua, orangtua harus tetap mengawasi dari jauh. Anak yang sudah masuk masa puber, seharusnya sudah bisa mandiri. Salat tidak harus disuruh lagi. Untuk tahap awal, orangtua harus terus mengingatkan dan memberi contoh.

Ada kalanya seorang anak merasa canggung dan tidak biasa curhat kepada orangtua. Dia lebih memilih orang lain sebagai tempat curhatnya, mungkin kakak atau keluarga yang lain, teman, dan lainnya. Anak terkadang mendapatkan informasi yang salah, sehingga menjerumuskan mereka pada perbuatan yang membahayakan dirinya.

Setidaknya ada dua cara agar anak tidak mendapat informasi yang salah dan tidak terjerumus dalam pergulan bebas. Pertama, orangtua harus paham anak pada masa puber memiliki kebutuhan berbeda dibanding masa sebelumnya.
Masa remaja adalah masa paling berat sehingga mereka sangat butuh pendampingan. Kedua, jalin komunikasi yang baik dengan anak. Seperti ketika pulang sekolah dan saat makan malam, tanyakan kabar hari ini, di sekolah bertemu dengan siapa saja, dan sebagainya.

Bagi orangtua yang memiliki putra-putri yang menginjak masa remaja, jangan kecil hati dan jangan takut. Yakinlah, tidak ada kekecewaan dan kekhawatiran kalau kita terus belajar dari orang yang berilmu dan menitipkan mereka kepada Allah SWT. Panjatkan doa, "Rabbanaa hablanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrata ayun wa jaalnaa lilmuttaqiinaa imaama"(QS. al-Furqaan [25]: 74).

Mudah-mudahan kita terus dituntun oleh Allah Taala untuk mampu mengantarkan anak-anak kita menjadi anak yang saleh dan salehah. Aamiin..

0 komentar:

Posting Komentar