Senin, 26 September 2016

Model Pendidikan & Pembinaan


Character Building menjadi pelajaran utama pada jenjang awal pendidikan. Karena Character Building seperti kemudi yang mengendalakan Moral dan Etika santri untuk selalu konsisten berada pada jalan kebaikan dan kebenaran. Dengan Character Building pengaruh-pengaruh negatif yang datang dari luardapat diantisipasi. Konsep pendidikan inilah yang akan diterapkan pada anak-anak Asuh dalam program tersebut.

Pola Asuh & penyelenggaraan pendidikan ini menggunakan model gabungan antara sistem Pendidikan Sekolah umum dengan sistem pendidikan pesantren. Penggabungan antara sistem Pendidikan umum & keagamaan adalah untuk pengembangan manusia secara utuh. Karena disini anak asuh/santri dididik, dilatih dan dibina untuk menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan sampai pada tingkat expert yang dipadu dengan materi pelajaran dasar umum serta pembinaan mental spiritual secara intens. Sehingga sumber daya manusia hasil out putnya disamping menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga kualitas keimanan dan ketakwaan (IMTAK) semakin bertanbah. Pendidikan model ini berorientasi pada terwujudnya sumber daya manusia berbasis keahlian dan SPRITUAL (SPIRITUAL - competency based human resource).

Pola Pengasuhan
Pola pengasuhan adalah bentuk perlakuan atau tindakan pengasuh untuk memelihara, melindungi, mendampingi, mengajar dan membimbing anak selama masa perkembangan. Pengasuhan berasal dari kata asuh yang mempunyai makna menjaga, merawat dan mendidik anak yang masih kecil (Poerwadarminta, 1984). Menurut Wagnel dan Funk bahwa mengasuh itu
meliputi menjaga serta memberi bimbingan menuju pertumbuhan kearah kedewasaan dengan memberikan pendidikan, makanan dan sebagainya terhadap mereka yang diasuh (Sunarti dkk, 1989:3). Pengasuhan anak (Child Rearing) adalah salah satu bagian penting dalam proses sosialisasi. Pengasuhan anak dalam suatu masyarakat berarti suatu cara dalam mempersiapkan seseorang menjadi anggota masyarakat. Artinya mempersiapkan orang itu untuk dapat bertingkah laku sesuai dengan dan berpedoman pada kebudayaan yang didukungnya. Dengan demikian pengasuhan anak yang merupakan bagian dari sosialisasi pada dasarnya berfungsi untuk mempertahankan kebudayan dalam suatu masyarakat tertentu.

Sejak kecil anak mulai belajar dari orang tua tentang norma-norma dan dilatih untuk berbuat sesuai dengan norma tersebut, maka langsung maupun tidak langsung ia sebenarnya belajar mengendalikan diri, ia belajar mengikuti aturan-aturan atau norma yang berlaku, dan belajar mengakui adanya sejumlah hak dan kewajiban yang ada dibalik aturan dan norma tersebut. Akhirnya ia belajar pula mengenai adanya sanksi-sanksi bagi yang melanggar aturan dan norma itu.

Melalui proses sosialisasi seseorang akan mengenal nilai dan norma, dan kemudian mengidentifikasikan dirinya menjadi suatu pribadi. Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati atau mendarah dagingkan (internalize) nilai-nilai dan norma-norma kelompok dimana la hidup sehingga timbullah diri yang unik (Horton dan Hunt 1991: 100)

Dalam sosialisasi, kepribadian seseorang akan terbentuk. Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seseorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Kepribadian dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: warisan biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, pengalaman kelompok dan pengalaman unik. Kepribadian menyatakan cara berperilaku dan bertindak yang khas dariseseorang setiap harinya, yang merupakan hasil perpaduan dari kecenderungan perilaku seseorang dan situasi perilaku yang dihadapi seseorang. Dengan kata lain, kepribadian adalah merupakan keseluruhan faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu (Horton dan Hunt, 1991: 90).

Kepribadian seseorang yang terbentuk tersebut merupakan wujud dari bentukan nilai yang telah tersosialisasi dan terinternalisasi dalam diri seseorang. Dengan demikian nilai merupakan salah satu hal utama yang menjadi tujuan sosialisasi.

Kegiatan rutin yang wajib dilakukan oleh anak-anak adalah belajar, ibadah, bermain, membersihkan kamar dan lingkungan panti. Bagi anak panti asuhan kegiatan rutin tersebut kadangkala memberatkan meskipun sebagian besar menganggap tidak memberatkan. Hal yang membantu kehidupan menyenangkan di Panti Asuhan Babussalam karena adanya hubungan yang terjalin dengan baik antara pengurus dengan anak. Pengurus yang ada di panti baik dan ramah serta sering mengajak berkomunikasi untuk membicarakan sesuatu hal. 

A. Jenis Pendidikan

Jenis pendidikan yang dipilih adalah FOMIL, KEAGAMAAN, dan KETERAMPILAN

B. Cakupan Muatan Kurikulum
Pembelajaran yang diselanggarakan dalam panti ini mencangkup muatan

1. Kecakapan Pribadi (personal skill)
2. Kecakapan Sosial (social skill)
3. Kecakapan Kejujuran (vocational skill)
4. Kecakapan Spiritual (spiritual skill)
5. Praktek kerja atau praktek wirausaha serta magang

Materi Pembelajaran Umum
Materi pembelajaran terdiri dari materi; Dasar, Umum, dan Unggulan
1. Kewirausahaan
2. Baca Tulis Qur’an
3. Magang/Praktek Kerja

Jenis Keterampilan
AGRIBISNIS – peternakan, pertanian & perkebunan
Operator, Soft Ware, Hard Ware Komputer,
Wira usaha / Entrepreneurship
dan lain sebagainya

0 komentar:

Posting Komentar