Character Building menjadi pelajaran utama pada jenjang awal pendidikan.
Karena Character Building seperti kemudi yang mengendalakan Moral dan Etika
santri untuk selalu konsisten berada pada jalan kebaikan dan kebenaran. Dengan
Character Building pengaruh-pengaruh negatif yang datang dari luardapat
diantisipasi. Konsep pendidikan inilah yang akan diterapkan pada anak-anak Asuh
dalam program tersebut.
Pola Asuh & penyelenggaraan pendidikan ini menggunakan model gabungan
antara sistem Pendidikan Sekolah umum dengan sistem pendidikan pesantren.
Penggabungan antara sistem Pendidikan umum & keagamaan adalah untuk
pengembangan manusia secara utuh. Karena disini anak asuh/santri dididik,
dilatih dan dibina untuk menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan sampai pada
tingkat expert yang dipadu dengan materi pelajaran dasar umum serta pembinaan
mental spiritual secara intens. Sehingga sumber daya manusia hasil out putnya
disamping menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga kualitas
keimanan dan ketakwaan (IMTAK) semakin bertanbah. Pendidikan model ini
berorientasi pada terwujudnya sumber daya manusia berbasis keahlian dan
SPRITUAL (SPIRITUAL - competency based human resource).
Pola Pengasuhan
Pola pengasuhan adalah bentuk perlakuan atau tindakan pengasuh untuk
memelihara, melindungi, mendampingi, mengajar dan membimbing anak selama masa
perkembangan. Pengasuhan berasal dari kata asuh yang mempunyai makna menjaga,
merawat dan mendidik anak yang masih kecil (Poerwadarminta, 1984). Menurut
Wagnel dan Funk bahwa mengasuh itu
meliputi menjaga serta memberi bimbingan menuju pertumbuhan kearah
kedewasaan dengan memberikan pendidikan, makanan dan sebagainya terhadap mereka
yang diasuh (Sunarti dkk, 1989:3). Pengasuhan anak (Child Rearing) adalah salah
satu bagian penting dalam proses sosialisasi. Pengasuhan anak dalam suatu
masyarakat berarti suatu cara dalam mempersiapkan seseorang menjadi anggota
masyarakat. Artinya mempersiapkan orang itu untuk dapat bertingkah laku sesuai
dengan dan berpedoman pada kebudayaan yang didukungnya. Dengan demikian pengasuhan anak yang merupakan bagian dari sosialisasi pada
dasarnya berfungsi untuk mempertahankan kebudayan dalam suatu masyarakat
tertentu.
Sejak kecil anak mulai belajar dari orang tua tentang norma-norma dan
dilatih untuk berbuat sesuai dengan norma tersebut, maka langsung maupun tidak
langsung ia sebenarnya belajar mengendalikan diri, ia belajar mengikuti
aturan-aturan atau norma yang berlaku, dan belajar mengakui adanya sejumlah hak
dan kewajiban yang ada dibalik aturan dan norma tersebut. Akhirnya ia belajar pula mengenai adanya sanksi-sanksi bagi yang
melanggar aturan dan norma itu.
Melalui proses sosialisasi seseorang akan mengenal nilai dan norma, dan
kemudian mengidentifikasikan dirinya menjadi suatu pribadi. Sosialisasi adalah
suatu proses dimana seseorang menghayati atau mendarah dagingkan (internalize)
nilai-nilai dan norma-norma kelompok dimana la hidup sehingga timbullah diri
yang unik (Horton dan Hunt 1991: 100)
Dalam sosialisasi, kepribadian seseorang akan terbentuk. Kepribadian adalah
keseluruhan perilaku dari seseorang individu dengan system kecenderungan
tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Kepribadian dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain: warisan biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, pengalaman kelompok dan pengalaman unik.
Kepribadian menyatakan cara berperilaku dan bertindak yang khas dariseseorang
setiap harinya, yang merupakan hasil perpaduan dari kecenderungan perilaku
seseorang dan situasi perilaku yang dihadapi seseorang. Dengan kata lain,
kepribadian adalah merupakan keseluruhan faktor biologis, psikologis dan
sosiologis yang mendasari perilaku individu (Horton dan Hunt, 1991: 90).
Kepribadian seseorang yang terbentuk tersebut merupakan wujud dari bentukan
nilai yang telah tersosialisasi dan terinternalisasi dalam diri seseorang.
Dengan demikian nilai merupakan salah satu hal utama yang menjadi tujuan
sosialisasi.
Kegiatan
rutin yang wajib dilakukan oleh anak-anak adalah belajar, ibadah, bermain,
membersihkan kamar dan lingkungan panti. Bagi anak panti asuhan kegiatan rutin
tersebut kadangkala memberatkan meskipun sebagian besar menganggap tidak
memberatkan. Hal yang membantu kehidupan menyenangkan di Panti Asuhan
Babussalam karena adanya hubungan yang terjalin dengan baik antara pengurus
dengan anak. Pengurus yang ada di panti baik dan ramah serta sering mengajak
berkomunikasi untuk membicarakan sesuatu hal.
A. Jenis Pendidikan
Jenis pendidikan yang dipilih adalah FOMIL, KEAGAMAAN, dan KETERAMPILAN
B. Cakupan Muatan Kurikulum
Pembelajaran yang diselanggarakan dalam panti ini mencangkup muatan
1. Kecakapan Pribadi (personal skill)
2. Kecakapan Sosial (social skill)
3. Kecakapan Kejujuran (vocational skill)
4. Kecakapan Spiritual (spiritual skill)
5. Praktek kerja atau praktek wirausaha serta magang
Materi Pembelajaran Umum
Materi pembelajaran terdiri dari materi; Dasar, Umum, dan Unggulan
1. Kewirausahaan
2. Baca Tulis Qur’an
3. Magang/Praktek Kerja
Jenis Keterampilan
AGRIBISNIS – peternakan, pertanian & perkebunan
Operator, Soft Ware, Hard Ware Komputer,
Wira usaha / Entrepreneurship
dan lain sebagainya
0 komentar:
Posting Komentar