Minggu, 04 September 2016

Pengaruh Makanan Haram pada Keluarga





Dalam keluarga hadirnya anak adalah pembawa sukacita sekaligus ujian. Bila pasangan atauseorang istri merupakan ujian bagi suami dengan adanya anak bertambahlah ujian bagi dirinya.Dengan adanya anak akan menjadikan seorang suami akan bertambah amanatnya di hadapan Allahtidak saja terkait dalam memberi nafkah namun sebagai kepala keluarga wajib untuk dapatmembimbing istri dan anak-anaknya sehingga dapat menjalankan agama dengan baik sebagaimana:Firman Allah : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka(Attahrim : 6).Selanjutnya dalam keseharian teladan yang baik dibutuhkan disamping nasehat dari seorang suami dalam menuntun anggota keluarga yang dipimpinnya dalam mencapai tujuannya

Suami menjaga keluarga dari makanan haram
 Satu hal penting tanggung jawab seorang suami adalah memberi nafkah keluarganya denganmakanan yang halal. Bila dahulu sebelum berkeluarga bila termakan makanan yang haram mungkinhanya ditanggung akibatnya sendiri,namun setelah berkeluarga, konsekuensinya menjadi lebih besar karena istri dan anak akan menjadikurban bila dirinya memberikan makanan yang tidak halal kepada mereka.Bahayanya makanan dengan jalan haram bila masuk akan berbuah menjadi darah yang akanmengalir ke seluruh tubuh dari anggota keluarga terutama anak. Bila sudah yang haram menjalarkeseluruh tubuh akan menyatu dengan daging sehingga akan semakin sulit untuk dibersihkan.

Makanan haram sumber penyakit hati
 Dalam konsep Islam itulah yang disebut penyakit. Bila penyakit terkait jasmani / organ tubuhmungkin masih mudah diobati, namun bila ternyata menjalar menjadi penyakit hati akan sangatsulit diobati.Sabda Nabi Saw : Setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka neraka lebih pantas baginya(HR Athabrani) .Hadist ini tidak mengada-ngada yang menyimpulkan bahwa amanat seorang suami amat berat bilasampai membiarkan neraka masuk dan menguasai kehidupan dari anggota keluarganya melaluimakanan yang didapat dengan cara tidak halal tersebut.Bila demikian wajar bila kehidupan didunia menjadi susah dilalui diri dan anggota keluarganya,karena kehidupan dunia adalah cermin kehidupan diakhirat. maka dari itu sayangilah keluarga dan berusahalah mencari nafkah dengan yang lurus-lurus saja yaitu dengan yang halal lagi berkah.



Keharusan untuk teliti dalam hal harta yang didapat

 Karena itu teruslah diri untuk teliti dan waspada dengan harta yang didapat. Karena saat ini sudahmenjadi sulit membedakan harta itu mana yang halal dan mana yang haram.
Rasulullah Saw pernah bersabda: “Akan datang nanti suatu masa, orang-orang tidak peduli dari mana harta yang dihasilkannya, apakah dari jalan yang Halal atau dari jalan yang Haram.” (Hadith Bukhari)


Mengetahui tanda tanda harta itu halal atau Haram

Sikap utama seorang mukmin adalah selalu teliti akan harta yang didapat. Orang beriman akan berusaha untuk mendapatkan harta yang halal lagi berkah. Sifat kehati-hatian dalam mendapatkanharta yang halal, termasuk menghindari yang ragu-ragu adalah bibit seseorang untuk dapat
menempuh jalan wara‟.

Keluarga saya selalu berpesan hati-hatilah dengan harta atau rezeki yang dimakan dan diberikankepada seluruh anggota keluarga istri dan anak-anak. Sekali makanan yang haram itu masuk kedalam aliran darah akan sangat sulit untuk dibersihkan.Kenyataannya saat ini sangat sulit menilai bahwa harta atau rezeki yang dimakan ini sudah suci,layak serta aman untuk dimakan. Salah satu jalan sesuai tuntunan adalah membersihkan harta itudengan mengeluarkan sebagian harta atau rezeki yang diperoleh melalui sedekah atau zakat. Namun demikian ada tanda-tanda lain bahwa suatu harta atau rezeki itu halal dan berkah. Caranya adalah:

1. Mengenali arah kemana harta itu dibelanjakan
 Cara pertama ini adalah dengan mengenali kecenderungan kemana harta atau rezeki itu mengantarkan pemiliknya untuk dibelanjakannya. Ini menggunakan dalil pembuktian terbalik dalam  mengetahuinya.Melalui cara itu dapat dipahami, seandainya suatu harta yang diperoleh cenderung atau lebih banyak dinafkahkan ke hal yang baik seperti untuk keluarga, mudah untuk mengeluarkan sebagian untuk sedekah dan jariah, selalu tergerak dengan itu membantu orang lain, dapat dipastikan bahwa itu adalah harta yang diperoleh dengan jalan halal. Namun sebaliknya jika dengan harta itu, pemilik lebih cenderung membelanjakan pada hal yang tidak baik dan tiada manfaat seperti belanja untuk hal sifatnya pamer, berlebih-lebihan, foya-foya dan mengajak pada hal yang maksiat, bisa dipastikan harta itu adalah tidak halal atau tidak berkahdidapatnya.Perkara ini ternyata banyak yang menafikan hal ini, dianggap mengada-ada, hal itu memang sangat mungkin, karena dipastikan hal itu keluar dari hati yang tidak jujur dan tidak sportif dan tiada telitiserta kepekaannya membedakan mana rezeki yang halal mana yang haram.

2. Makanan dari harta halal akan mendorong ibadah dan yang haram adalah sebaliknya.

 Senada dengan hal yang pertama, maka cara mengetahui halal dan haram adalah melalui makananyang dikonsumsi. Makanan yang dikonsumsi yang diperoleh dari harta yang halal, Allah akanmemberikan kekuatan dan kemudahan baginya untuk beribadah dan beramal shaleh dalam rangkataat kepadaNya.Sementara, makanan yang dikonsumsi dari harta yang haram akan cenderung sebaliknya. akanmendorong seseorang untuk malas beribadah dan cenderung melakukan perbuatan maksiat.

3. Tanyakan pada hati

Hati seorang mukmin memiliki peran penting dalam menentukan suatu perkara itu halal, haram atausubhat. Terkait dengan itu kiranya sangat jelas apa yang disampaikan oleh Syaqiq al Balkhi perihal halal haram dan subhat terkait dengan peran hati sebagai berikut:

Jauhilah apa yang meragukan dalam hatimu, karena hati mukmin itu seperti saksi, bimbang jikasubhat, akan lari dari haram dan tenang jika halal.

0 komentar:

Posting Komentar