Kamis, 16 November 2017

Husnudzan (berprasangka baik) Q.S. Al-Hujurat (49) Ayat 12

Bismillah

Husnudzan (berprasangka baik) Q.S. Al-Hujurat  (49)  Ayat 12


“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurat ayat 12).
Pesan-Pesan Mulia Dalam Ayat Al-Qur’an Surar Al-hujurat(12) : 12
          QS  AL-Hujurat  ayat  12  berisi  larangan  berprasangka  buruk.  Berprasangka  buruk (su’udzan)  merupakan  perilaku  tercela  yang  harus  dihindari.  Sebaliknya,  orang beriman  diperintahkan  untuk  berprasangka  baik  (husnudzan),  baik  itu  husnudzan kepada Allah SWT, kepada sesama manusia, maupun kepada diri sendiri.
1)  Husnudzan kepada Allah SWT
    Husnudzan  kepada  Allah  SWT  artinya  berprasangka  baik  kepada  Allah  SWT. Allah  SWT  memiliki  sifat  Maha  Pengasih  dan  Penyayang,  dan  mencintai  hambaNya  yang  shaleh,  serta  tidak  membebani  seseorang  diluar  batas  kemampuannya, sebagaimana firman-Nya :

Artinya  :  “Allah  tidak  membebani  seseorang  melainkan  sesuai  dengan kesanggupannya”. (QS Al-Baqarah ayat 286)
Dalam hadits qudsi disebutkan :

Artinya  :    “saya  mendengar  Rasulullah  SAW  bersabda  dari  Allah  Azzawajalla, "Saya  berada  pada  persangkaan  hamba-Ku,  maka  berprasangkalah dengan-Ku sekehendaknya." ( HR Ahmad)
Berdasarkan  hadits  diatas  dapat  dipahami  bahwa  jika  kita  berprasangka  baik kepada Allah  SWT  maka  Allah  SWT  juga  akan  husnudzan  kepada  kita,  demikian pula  sebaliknya.  Perwujudan  husnudzan  kepada  Allah  SWT  adalah  bersyukur  atas semua nikmat dan bersabar atas semua ujian dari Allah SWT
2)  Husnudzan kepada orang lain
          QS  Al-Hujurat  (49)  ayat  12  melarang  orang  beriman  untuk  berprasangka  buruk kepada  orang  lain,  mencari-cari  kesalahan  orang  lain  dan  larangan  menggunjing orang  lain.  Sungguh,  perbuatan  tersebut  adalah  perbuatan  dosa,  bahkan  Allah SWT  mengibaratkan  orang  yang  menggunjing  seperti  memakan  daging saudaranya  yang sudah  mati. Bukankah hal  ini sangat menjijikkan ?
Dalam sebuah hadits disebutkan :

“Dari  Abu  Hurairah  ra  bahwa  Rasulullah  SAW  bersabda:  "Jauhilah prasangka  buruk,  karena  prasangka  buruk  adalah  ucapan  yang  paling dusta.” (HR Bukhari)
          Sebagai  muslim  kita  harus  hidup  berdampingan  dengan  sesama  muslim  yang  lain serta menghormati hak dan kewajibannya. Rasulullah SaW bersabda :

Dari  Abu  Hurairah  dia  berkata,  Rasulullah  SAW  bersabda:  "Seorang muslim  (yang  sejati)  adalah  orang  yang  mana  orang  muslim  lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya.” (HR Tirmidzi)
          Hadits  diatas  menjelaskan  hendaknya  kita  menjaga  lisan  yang  baik.  Ucapan kita  kepada  orang  lain  terutama  sesama  muslim  harus  lemah  lembut  dan  tidak mengandung  fitnah.  Muslim  sejati  selalu  menjaga  lisannya  sebagai  bentuk husnudzan kepada orang lain. 
3)  Husnudzan kepada diri  sendiri
Seseorang  yang  berprasangka  baik  kepada  diri  sendiri  akan  memiliki  sikap percaya  diri,  optimis  dan  bekerja  keras.  Sebaliknya,  jika  seseorang  berburuk sangka  kepada  diri  sendiri  maka  ia  akan  merasa  pesimis,  tidak  percaya  diri,  dan malas  berusaha.  Allah  SWT  melarang  hamba-Nya  berputus  asa  dari  rahmat-Nya sebagaimana QS Yusuf (12) ayat 87 berikut ini :

"dan  jangan  kamu  berputus  asa  dari  rahmat  Allah.  Sesungguhnya  yang berputus  asa  dari  rahmat  Allah  hanyalah  orang-orang  yang  kafir”. (QS Yusuf ayat 87)
Manfaat  dan Hikmah  Berprasangka Baik
          Seseorang  yang  membiasakan  diri  berprasangka  baik  (husnudzan)  akan  memperoleh manfaat  dan hikmah  sebagai  berikut  :
1)  Hidup  menjadi  tenang dan  penuh  optimis.
2)  Yakin bahwa terdapat hikmah di  balik  segala  cobaan
3)  Membentuk pribadi yang  tangguh
4)  Menjadikan  seseorang kreatif
5)  Menyebabkan seseorang tidak  mudah  putus  asa
6) Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.

Menerapkan  Prasangka Baik  (Husnudzan)  Untuk  Meraih  Hidup  Bahagia
          Husnudzan  kepada Allah SWT  dapat dilakukan  dengan dua  sikap  yaitu:

1) Bersyukur  atas  semua  nikmat  yang  telah  diberikan  Allah  SWT.
Bagaimana  cara bersyukur  ?.  Caranya  dengan  mengucapkan  alhamdulillah,  dan  menggunakan  nikmat sesuai  petunjuk  Allah  SWT  dan  rasul-Nya.
2) Bersabar  atas  semua  cobaan  dan  ujian dari  Allah  SWT.
Ingatlah  bahwa  Allah  SWT  tidak  akan  membebani  seseorang  diluar batas kemampuannya.

          Husnudzan  kepada orang lain dapat  dilakukan dengan sikap  sebagai  berikut :

1) Mudah  memaafkan  kesalahan  orang  lain.
2) Melihat  seseorang  dari  sisi baiknya.
3) Mengingat-ingat  kebaikan  yang  pernah  dilakukan  oleh  seseorang.
4) Bertutur kata dan berperilaku lemah lembut kepada orang lain

          Husnudzan  kepada diri  sendiri  dapat  dilakukan dengan sikap  sebagai  berikut :
1) Percaya  diri,  meyakini  bahwa  dirinya  mampu  melakukan  sebuah  pekerjaan.

2) Optimis  menghadapi  hidup,  tidak  mudah  putus  asa.  Ketiga,  berusaha  dan  bekerja keras meraih cita-cita.

0 komentar:

Posting Komentar