Jumat, 16 September 2016

Mengatasi Anak Malas Belajar Dengan Tepat Dan Menyenangkan


Mengatasi Anak Malas Belajar Dengan Tepat Dan Menyenangkan


Memperhatikan anak-anak kita bermain dengan senang dan gembira ria adalah salah satu kebahagian yang juga kita rasakan sebagai orang tua. Dengan bermain, kita semua tahu kalau anak-anak akan mengenal dunia luar dan merupakan awal mereka belajar, belajar mengenal orang lain dan lingkungan. Namun sayangnya ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh orang tua ketika anak sedang bermain, karena terlalu memberikan kebebasan pada anak dalam bermain meskipun sifatnya adalah untuk mendidik dan belajar namun pada kenyataannya anak lebih senang dan lebih menyukai bermain dari pada belajar yang mereka lakukan. Jika hal ini selalu dibiarkan, maka lama-kelamaan anak akan enggan untuk belajar dan lebih memilih untuk bermain. Jika anak sudah enggan dalam belajar maka anak akan menjadi malas belajar dan hal ini sungguh sangat merugikan




Dari beberapa sumber yang saya baca, ternyata anak malas belajar itu sebenarnya mereka tidak malas, karena pada kenyataannya manusia hidup itu adalah seorang yang selalu belajar. Begitu pun dengan seorang anak, ketika anak tidak mau belajar,bukannya mereka malas tapi kemungkinan besar mereka mencari cara yang nyaman dan tepat yang mereka pikirkan sendiri tanpa melibatkan orang lain. Namun karena orang tua tidak bisa menilai apa yang anak-anak lakukan, membuat orang tua memperlakukan anak dengan tidak menyenangkan disaat mereka terlihat malas dalam belajar atau ogah-ogahan. Tidak sedikit orang tua yang berteriak-teriak dan membentak anak ketika melihat sang anak belajar dengan cara yang tidak biasa, misalnya dengan cara tiduran, sambil makan, sambil ngemil dan bahkan sambil bermain. Dengan memperlakukan anak seperti itu maka itulah awal mereka mulai berpikir, "Kenapa saya dimarahi? Saya kan sudah belajar.." Mereka merasakan stimulasi yang tidak menyenangkan yang mereka dapatkan dari orang tua mereka, mereka pun mulai enggan untuk belajar dan inilah awal mereka mulai malas belajar

Untuk itu, dalam menyikapi anak malas belajar seharusnya yang pertama dilakukan adalah dengan mencari tahu terlebih dahulu apa permasalahan dan apa penyebab anak menjadi malas belajar, apakah dari dalam diri anak, dari keluarga, dari orang tua atau dari lingkungan:


  • Jika penyebab anak malas belajar dari anak itu sendiri, maka sebagai orang tua cukup memberi arahan dan nasihat bagaimana belajar yang baik dan menyenangkan
  • Jika dari keluarga, beritahu keluarga, ajak mereka untuk mensupport sang anak dalam belajar, dan jangan sekali-kali mengecewakan mereka
  • Jika karena orang tua, misalnya orang tua suka marah-marah melihat tingkah laku anak yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua, mulai sekarang orang tua seperti itu harus menyadari kalau perbuatan atau sikap orang tua seperti itu akan menambah anak semakin malas untuk melakukan sesuatu karena apa yang dilakukan anak sudah tidak cocok untuk orang tua
  • Jika karena lingkungan, didik dan nasehati anak kalau setiap lingkungan yang kita tempati, yang kita diami, yang kita hidup didalamnya, memiliki pola dan aturan yang berbeda dengan kita dan keluarga kita. Untuk itu, kita yang harus menyesuaikan dengan lingkungan sekitar kita


Beberapa poin diatas memiliki maksud agar anak benar-benar diperhatikan dalam aktivitas mereka namun dengan tidak mengekang dan membatasi segala bentuk aktivitasnya. Seperti beberapa contoh kasus berikut ini yang terbiasa terjadi didalam kehidupan anak bersama orang tua, keluarga dan lingkungan dalam proses belajar anak yang sering disalah-artikan oleh orang tua dan lingkungan

Kasus Pertama:
Ketika ada anak berusia sekitar 1 tahun, anak tersebut terbiasa melakukan hal-hal yang menurut orang tua tidak boleh dilakukan. Misalnya; memegang benda dan memasukkan kedalam mulutnya. Dan apa respon orang tua dengan perilaku anak seperti itu? Benar, secara spontan orang tua akan melarang baik dengan perbuatan atau pun dengan perkataan kepada anak, "ini kotor, tidak boleh..!" Padahal anak melakukan cara seperti itu adalah ingin mengetahui apa yang dilakukan dan hal tersebut akan menjadi pengalaman berharga dalam tumbuh kembang mereka. Bandingkan dengan anak yang selalu dilarang, dimarahi, mereka pasti selalu merasakan kekecewaan yang mendalam dan dampaknya adalah anak menjadi pesimis, penakut, dan ketergantungan

Kasus Kedua:
Ketika Anda bersama dengan anak Anda dan Anda sedang memegang sesuatu benda yang belum pernah diketahui oleh sang anak, tentu anak tersebut akan bertanya, "Ibu, ini apa?" atau "Ibu, itu apa?" Namun apa yang terjadi? Ternyata masih banyak orang tua yang menanggapi pertanyaan anak tersebut dengan sikap yang tidak baik, orang tua tersebut malah ngomelin anaknya "Kamu ini cerewet tanya-tanya terus.. Diam!" Padahal dengan adanya pertanyaan yang diajukan si anak, iu merupakan awal anak belajar untuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu yang baru yang mereka lihat. Bahkan ada orang tua yang benar-benar melarang untuk hanya sekedar memegang benda-benda di rumah yang dengan dalih takut rusak dan pecah. Benar boleh melarang anak namun larangan yang baik juga wajib diterapkan kepada mereka, bukan hanya sekedar memarahi, membentak atau ngomelin anak. Anak banyak bertanya karena mereka ingin tahu apa yang mereka lihat dan ingin mereka rasakan dan sebagai orang tua harus bangga dan bersyukur karena anak Anda menjadi anak yang cerdas secara verbal dan motorik

Kasus Ketiga:
Ada satu lagi permasalahan yang terjadi karena penilaian orang tua yang salah tafsir terhadap perilaku atau pun proses belajar anak. Ada orang tua yang mengganggap anaknya tidak tahu apa-apa, baik di sekolah atau pun ketika belajar mengaji, namun dibalik itu semua ternyata sang anak memiliki kemampuan yang lainnya. Misal; anak boleh saja tidak begitu cerdas atau pintar dalam mata pelajaran di sekolahnya tapi lihat dan perhatikan apa yang dominan yang muncul dalam diri anak, atau bisa dilihat dari hobby sang anak, apa hobby dia dan bagaimana dia memperlakukan hobbynya tersebut? Jika anak bisa melakukan sesuatu yang hebat dengan hobbynya tersebut maka itu menunjukkan kalau anak tersebut memiliki otak yang cerdas. Dan orang tua dengan anak seperti ini memang haruslebih sabar dalam mendidik dalam memberikan pendidikan yang baik dan tepat. Jadi jangan hanya mengandalkan apa yang Anda lihat sebagai orang tua, tapi lihat lah sisi yang lain dari kemampuan anak Anda

Dari beberapa contoh kasus diatas, semuanya merupakan contoh nyata yang sering terjadi dan banyak kita jumpai saat ini, contoh kasus diatas bukan karangan saya, bisa jadi kasus contoh diatas merupakan pengalaman dari Anda semua yang membaca artikel ini. Jika kasusnya seperti contoh diatas, lantas siapa sebenarnya yang membuat anak malas belajar?

Untuk tips dan cara mengatasi anak malas belajar tanpa harus mengekang dan memaksa anak, berikut tips dan caranya:

Pulang Sekolah
Coba perhatikan anak-anak kita, Apakah anak merasa capek setiap pulang sekolah? Bisa iya dan bisa juga tidak, jika anak merasa capek, biarkan dia beristirahat dan tanyakan dengan kasih sayang kenapa dan ada apa di sekolah? Tapi kalau setiap anak pulang sekolah langsung lepas sepatu, lepas baju, dan ada juga yang menaruh tas dengan cara di lempar dan langsung bermain bersama teman-temannya, cobalah cegah dengan bijak dan tanyakan apa yang telah dipelajari di sekolah? Apa yang menyenangkan selama di sekolah? Dengan cara seperti itu, anak-anak akan sangat antusias untuk menceritakan yang telah mereka alami dan mereka dapatkan di sekolah. Setelah itu, lanjutkan dengan pertanyaan, apakah ibu guru memberikan pekerjaan rumah (PR)? Jika iya, pastikan anak untuk mengerjakan PR tersebut sebelum pergi bermain. Jika tidak ada PR, cobalah untuk meminta kepada anak untuk menunjukkan tulisannya, biasanya ibu guru memberikan nilai pada setiap pekerjaan atau tulisan yang ada di buku sang anak. Jika ada penilaian dari ibu guru terhadap hasil tulisan anak, dalam bentuk angka atau bintang 5, berilah apresiasi dengan hasil anak tersebut.

Dengan melakukan cara tersebut, anak akan menjadi lebih aktif lagi dalam belajar dan mereka akan mengutamakan pelajaran mereka dari pada bermain dan tentunya juga dengan perhatian seperti itu dari orang tua juga memberikan semangat tersendiri bagi sang anak. Belajar jadi lebih menyenangkan karena selalu ditemani ibunda tercinta

Saat Tidur
Apakah Anda sering bercerita, menyanyi, membaca, atau mengaji surat-surat pendek Al-Qur'an sebelum anak tertidur atau sebagai pengantar tidur anak? Tentu sering dong.. Ternyata efek memberikan pembelajaran sebelum tidur kepada anak (meskipun intinya bukan untuk belajar) sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan otak anak. Mereka akan sangat mudah mengingat yang telah disampaikan orang tua sebelum tidur. Selain itu, ceritakan juga kalau besok akan ada sekolah dan belajar bersama teman-teman. Katakan kalau sekolah dan belajar bersama teman-teman tersebut sangat menyenangkan

Manfaat Belajar
Ilmu pendidikan tidak serta merta didapatkan dari sekolah, namun sebagai orang tua juga harus lebih peka terhadap pendidikan anak. Mengetahui minat anak dalam belajar sangat penting untuk diketahui, pelajaran apa yang mereka lebih disenangi dan tidak disenangi. Tentu kondisi seperti ini selalu terjadi pada anak, mereka sangat suka belajar matematika namun sangat tidak suka dengan pelajaran bahasa Indonesia. Sebagai orang tua, kita mengarahkan dan membimbing mereka kalau semua pelajaran tersebut sama-sama memiliki manfaat yang besar. Katakan kepada sang anak, matematika itu penting untuk cita-citanya kelak, namun pelajaran bahasa Indonesia juga sangat mendukung cinta-citanya tersebut. Dengan begitu, anak tidak hanya condong untuk belajar satu ilmu saja, namun segala ilmu dari setiap pelajaran yang ada di sekolah akan mereka senangi juga

Doa
Sebagai orang tua yang mengingkan yang terbaik untuk anak-anak, kita tidak hanya menyediakan segala macam fasilitas yang melimpah untuk keperluan anak dalam belajar. Namun doa agar anak tidak malas belajar adalah salah satu cara terbaik yang wajib dilakukan oleh semua orang tua

Itulah beberapa tips cara mengatasi anak malas belajar dengan cara yang menyenangkan. Pertanyaannya, kenapa tidak melibatkan permainan anak dalam belajar mereka? Jawabannya fokus. Anak akan kehilangan fokus dalam belajar jika selalu merangsang anak dengan permainan mereka. Anak akan lebih memilih permainan tersebut dari pada harus belajar. Jika memang ada permainan dalam belajar, bagi lah waktu antara bermain dan belajar. Jika anak sudah bermain maka anjurkan anak untuk belajar. Jika anak belajar maka katakan kalau ada permainan setelah mereka belajar

Tags: anak malas belajar, cara menangani anak malas belajar, doa untuk anak yang malas belajar, cara mengatasi anak malas belajar, mengatasi anak malas belajar, mengatasi belajar anak, tips belajar anak

0 komentar:

Posting Komentar