Minggu, 10 Desember 2017

Gadis atau Janda

✽ [ GADIS ATAU JANDA ...??] ✽

Banyak para Ulama telah berbicara tentang tujuan mulia dari sebuah pernikahan. Namun dalam pembahasan ini bukanlah berkenaan hal itu. Akan tetapi lebih kita fokuskan kepada sebuah pilihan dalam menikah itu sendiri antara memilih seorang Gadis atau Janda. Karena banyaknya ucapan miring terhadap muslimah/Akhwat  yang mereka hidup menjanda, terutama dari IBU para Ikhwan.
-
Menikah adalah pilihan hidup, karena pernikahan bukanlah hal yang mudah akan tetapi perlu ilmu untuk menjalaninya. Pilihan gadis atau janda memang menjadi sebuah perbincangan hangat sebagian ikhwan. Sampai muncul kalimat #Janda_naik_daun, #gadis_kian_melamun. Dikarenakan ketatnya persaingan untuk berburu pasangan. Di tengah banyak gadis yang berparas cantik, ada banyak pula para janda muda juga tak kalah elok dan
menarik.

Ya ikhwan..
Menikahi janda bukanlah sebuah aib apalagi bila diniatkan dengan ketulusan hati maka itu akan mempunyai nilai lebih.  Bisa juga diniatkan untuk mengasuh anak yatim yang ditinggalkan suaminya terdahulu yang telah meninggal, atau mengasuh anak yang ada pada janda tersebut karena diterlantarkan suaminya setelah perceraiannya.

Keutaman Menolong Para Janda

Dari Abu Hurairah, berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺍﻟﺴﺎﻋﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﺭﻣﻠﺔ ﻭﺍﻟﻤﺴﺎﻛﻴﻦ، ﻛﺎﻟﻤﺠﺎﻫﺪ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ-
ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻛﺎﻟﺬﻱ ﻳﺼﻮﻡ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ ﻭﻳﻘﻮﻡ ﺍﻟﻠﻴﻞ-

“Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari .”(HR. Bukhari Muslim)

Termasuk dalam menolong para janda adalah dengan menikahi mereka.
Disebutkan dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim (18: 93-94), ada ulama yang mengatakan bahwa “armalah”
yang disebut dalam hadits adalah wanita yang tidak memiliki suami, baik ia sudah menikah ataukah belum. Ada ulama pula yang menyatakan bahwa armalah adalah wanita yang diceraikan oleh suaminya.

Ada pendapat lain dari Ibnu Qutaibah bahwa disebut armalah karena kemiskinan, yaitu tidak ada lagi bekal
nafkah yang ia miliki karena ketiadaan suami. Armalah bisa disebut untuk seseorang yang bekalnya tidak ada
lagi. Demikian nukilan dari Imam Nawawi.

Dari pendapat terakhir tersebut, janda yang punya keutamaan untuk disantuni adalah janda yang ditinggal mati suami atau janda yang diceraikan dan sulit untuk menanggung nafkah untuk keluarga.

Walau memang menikahi perawan ada keutamaannya. Namun menikahi janda tidak boleh dipandang sebelah mata. Bahkan ada pria yang membutuhkan janda dibanding gadis perawan. Namun dengan catatan tetap memandang janda yang punya agama yang baik, bukan sembarang janda.
(M. Abduh Tuasikal ▸ Rumaysho-com)

Sayangnya kebanyakan para  ikhwan hari ini, terutama mereka yang sudah layak menikah, mereka tidak suka
menikahi janda yang sudah punya anak. Inginnya hanya menikahi gadis perawan dan jika janda maka janda Kembang saja. Oleh karena itu, dalam memilih itu harus pakai ilmu jangan hanya hawa nafsu semata karena akan jadi REPOT nantinya.

Memang, mungkin bagi para ikhwan (lajang) yang akan berniat menikahi akhwat yang seorang janda akan banyak halangan dan rintangan terutama dari orang tua, khususnya para Ibu. Di mana sebagian Ibu yg masih menganggap sebuah "aib" bila anak #bujang mereka menikahi seorang janda.

Oleh karena itu maka bagi para ikhwan yg telah memiliki niat yang kuat hendaklah mampu kiranya meyakinkan ibu mereka dengan cara yang ma'ruf tuk  melaksanakan niat yg LUHUR tersebut.
Katakan kepada mereka, bukanlah suatu hal yg tercela seorang pemuda menikahi janda. Lihatlah suri tauladan kita yg mulia telah menikahi seorang janda yang bahkan usianya jauh di atas beliau.  Ya, dialah Ibunda kaum mukminin, Khadijah binti Khuwailid Radhiallaahuanha yang telah menopang dakwah suaminya dan juga yang menenangkan hati suaminya dikala gundahnya beliau ketika turunnya wahyu yg pertama dengan ucapan "Jangan takut demi Allaah, Tuhan tidak akan pernah membinasakan  engkau, karena engkau menyambung tali silturrahmi, memuliakan tamu, menolong orang yg kesusahan dan menegakkan kebenaran".

Oleh karena itu hendaklah keshalihan seorang wanita adalah menjadi tolak ukur bagi para ikhwan yg akan mencari pasangan hidup yang akan mengantarkan mereka ke-satu tujuan yaitu  kebahagian di dunia dan juga lebih-lebih lagi kebahagiaan abadi di Akhirat kelak. Walaupun itu seorang seorang Janda.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
ﻗﺎﻝ ﺗﻨﻜﺢ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﻟﺄﺭﺑﻊ ﻟﻠﺪﻳﻦ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻝ ﻭﺍﻟﻤﺎﻝ
ﻭﺍﻟﺤﺴﺐ ﻓﻌﻠﻴﻚ ﺑﺬﺍﺕ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺗﺮﺑﺖ ﻳﺪﺍﻙ ﺃﺧ

“Wanita itu dinikahi karena 4 perkara. Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya.
Pilihlah wanita yang memiliki agama, engkau akan bahagia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ya ikhwan...
Ketahuilah; seorang janda dia juga mempunyai hak untuk menikah dengan seorang pemuda yang shalih. Maka lemparkan jauh-jauh anggapan bahwa seorang janda itu hanya cocok untuk para DUDA saja, atau hanya untuk di jadikan *istri muda*saja (dipoligami).
Maka bukalah fikiran anda ya Ikhwan..!!

Kepada Muslimah/Akhwat yg shalihah yg engkau sekarang mungkin hidup menjanda, Laa Tahzan sesungguhnya Allaah mengetahui isi hatimu. Maka perbaiki diri-diri kalian. Jagalah marwah dan kehormatan kalian agar kalian tdk dianggap REMEH oleh para pemuda dan juga khususnya ibu-ibu mereka. Dan juga agar kalian tidak dijadikan bahan MODUS bagi mereka yg mengaku sebagai Ikhwan Pengajian namun memiliki hati yang SAKIT. Bertaqwalah..! Dan pelihara Kehormatan kalian..
Dan juga teruslah belajar menambah Ilmu (Agama) agar engkau dapat meraih kebahagian di dalam tali pernikahanmu kelak..

Wabillaahi taufik
Wallaahua'lam...


0 komentar:

Posting Komentar